Open/Close Menu Ramah perilaku kami, Santun budaya kami, Sungguh-sungguh cara kerja kami

Benjolan yang muncul pada tubuh kerap diidentikan sebagai tanda dari suatu penyakit serius. Padahal tidak semua bagian tubuh yang menonjol disebabkan oleh infeksi, pembengkakan, bekas cedera atau pertumbuhan sel-sel yang tak terkendali seperti tumor atau kista.

Jenis benjolan atau tonjolan yang telah muncul semenjak lahir biasanya tidak berbahaya. Benjolan jinak tidak akan mengeluarkan darah, nanah atau berubah warna menjadi gelap ketika hancur saat ditekan.

Berikut ini adalah beberapa tonjolan yang umum muncul pada permukaan kulit yang normalnya tidak membahayakan kesehatan.

  1. Tahi Lalat

Tahi lalat merupakan benjolan yang paling muncul di kulit.  Tonjolan kecil yang nampak seperti daging ini terbentuk dari melanosit, yaitu sel yang memproduksi pigmen kulit.

Tahi lalat umumnya berwarna coklat, hitam, merah muda, warna yang serupa dengan kulit sekitarnya, atau bahkan bisa berwarna kebiruan. Jika melanosit terkelompok jauh di dalam lapisan kulit (bagian dalam) kulit. Sebagian besar tahi lalat bentuknya rata, namun beberapa dapat tumbuh membesar.

Benjolan jinak ini memang bisa dimiliki beberapa orang sejak lahir.  Jumlah tahi lalat yang muncul pun erat kaitannya dengan faktor genetik. Menurut dermatologis dari The University of Queensland, profesor H. Peter Soyer, beberapa orang bisa memiliki tahi lalat saat lahir, namun tonjolan ini juga bisa mulai muncul pada usia anak-anak dan terus berkembang hingga usia 40-an.

Meskipun pada umumnya tahi lalat tidak berbahaya, namun penting bagi Anda untuk melakukan pemeriksaan medis untuk mendeteksi keberadaan sel kanker melanoma.

Pasalnya, 25 persen kasus kanker melanoma berasal dari tahi lalat. Jika terbukti terdapat sel kanker, dokter akan memotong atau mengangkat bagian tahi lalat yang terdampak oleh sel kanker.

  1. Komedo

Komedo merupakan jenis tonjolan berbentuk titik yang umumnya muncul pada permukaan kulit bagian hidung. Komedo yang sering ditemukan terdiri dari dua jenis, yaitu komedo tertutup (whiteheads) dan komedo terbuka (blackheads).

Benjolan ini sebenarnya merupakan pori-pori yang tersumbat akibat minyak kulit yang berlebih dan sel-sel kulit mati. Pada blackheads penyumbatan terjadi pada saat pori-pori terbuka sehingga minyak dan sel kulit mati di dalamnya mengalami oksidasi menyebabkan perubahan warna menjadi gelap.

Sebaliknya pada whiteheads, penyumbatan terjadi ketika pori-pori tertutup sehingga bagian dalam pori-pori tidak terpapar udara dan memperlihatkan bintik berwarna putih.

Pada dasarnya komedo tidak berbahaya sama sekali, namun dapat mengganggu atau memengaruhi estetika kulit wajah. Untuk membersihkan kulit dari komedo, Anda bisa menggunakan sabun wajah yang mengandung asam salisilat guna menghilangkan penyumbatan.

Hindari penggunaan plester komedo yang hanya berfungsi mengangkat bagian atas komedo dari permukaan kulit, tanpa mengehentikan penyumbatan yang terjadi.

Baca juga: DBD : Penyebab, Gejala serta Ciri-cirinya

  1. Milia

Milia merupakan bintil kecil berwarna putih yang biasanya ditemukan pada kulit wajah. Tak jarang, banyak yang mengira milia merupakan jerawat akibat bentuk keduanya yang mirip.

Akan tetapi benjolan jinak ini tidak terisi oleh kotoran atau minyak seperti komedo, melainkan berasal dari sel-sel kulit mati yang terperangkap di dalam kulit.

Hindari menekan permukaan milia agar karena bisa menimbulka iritasi, peradangan, dan ruam kemerahan pada kulit. Sekalipun milia bisa hilang dengan sendirinya, namun milia yang mengganggu dapat dihilangkan dengan menggunakan krim yang mengandung retinoid sehingga kulit semakin halus.

  1. Keratosis

Munculnya keratosis biasanya disebabkan oleh  penumpukan keratin,  yaitu protein yang melindungi kulit, rambut, serta kuku dari infeksi dan racun.  Penumpukan protein menyebabkan terbentuknya sumbatan atau keratosis yang menutup bukaan folikel rambut kulit.

Perawatan kulit untuk keratosis dapat menggunakan produk ekfoliator yang mengandung asam salisilat dan asam glikolat yang dapat meredakan peradangan dan secara bertahap dan menghaluskan benjolan seiring waktu.

Jika itu tidak berhasil, Anda dapat menemui dermatologis yang selanjutnya mengarahkan Anda pada metode perawatan tertentu. Opsi perawatan termasuk obat tretinoin topikal untuk pengelupasan kulit, laser pewarna berdenyut untuk mengobati kemerahan, dan pengelupasan kulit dengan bahan kimia.

  1. Benjolan kulit atau skin tags

Benjolan berupa skin tags merupakan pertumbuhan kulit berlebih yang biasa terjadi pada bagian leher, ketiak, kelopak mata, bagian atas dada, atau selangkangan. Skin tags memiliki tekstur yang halus dan lembut ketika dipegang.

Kondisi kulit yang umum terjadi ini dapat disebabkan oleh gesekan kulit dengan pakaian atau perhiasan. Pada umumnya, skin tags tidak berbahaya selama tidak tumbuh dengan cepat atau secara masif. Namun untuk kepentingan kecantikan, dermatologis dapat menghilangkan skin tags pada tubuh dengan cara membakar kulit menggunakan sebuah alat kaustik.

source: hellotsehat.com

Write a comment:

*

Your email address will not be published.

© 2022 - RS Karanggede support by PT. PMI

Telepon Kami       (029) 8610600