Open/Close Menu Ramah perilaku kami, Santun budaya kami, Sungguh-sungguh cara kerja kami

Belum lama ini dunia gempar lagi dengan kembalinya virus ebola. Keingintahuan masyarakat tentang berbagai penyakit langka dan mematikan pun ikut meningkat. Berikut rangkuman 10 virus yang telah menewaskan banyak korban dan dikatakan sebagai virus paling mematikan dalam sejarah dunia. Berikut adalah 10 Virus di Dunia Paling Mematikan:

1. Rabies

Rabies memiliki sejarah yang panjang dalam perjalanan dunia. Wabah rabies terjadi hingga tahun 2300 sebelum masehi dengan kondisi manusia zaman Babilonia yang menjadi gila dan meninggal setelah tergigit anjing.

Kini, meski rabies masih terjadi dalam angka yang sangat kecil di berbagai penjuru dunia, telah ditemukan vaksin sebagai penanganannya. Menular lewat gigitan binantang yang terinfeksi, virus rabies akan menyerang sistem saraf pusat yang menyebabkan pasien mengalami gejala ‘zombie’ seperti kebingungan, halusinasi, dan perilaku yang buas.

Pengendalian hewan dan program vaksinasi telah menurunkan risiko penularan rabies melalui gigitan hewan di seluruh dunia. Jika gejala sudah muncul, sebagian besar kasus berakhir dengan kematian.

Meskipun demikian, rabies dapat ditangani dengan pemberian vaksin sebelum gejala mulai muncul. Disarankan juga untuk segera mencuci luka gigitan dengan air dan sabun selama 15 menit untuk memperlambat progres penyakit.

2. SARS

Anda tentu masih ingat ramainya berita tahun 2003 dengan isu wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Virus ini menyerang gangguan pernapasan dan disebabkan oleh virus coronavirus yang dipercaya berasal dari kelelawar.

Pada November 2002 hingga Juli 2004, wabah SARS di Cina selatan mencapai angka 8096 kasus dengan 774 kasus pasien meninggal di seluruh dunia. Hal ini memicu WHO untuk mengeluarkan peringatan global wabah SARS pada Maret 2003, yang disusul dengan pembuatan rencana penanganan darurat oleh berbagai negara.

Gejala awal SARS mirip seperti flu biasa, yakni demam tinggi hingga di atas 380 Celsius, pegal linu, lemas, batuk pilek, sakit tenggorokan, dan gejala lainnya. SARS dapat menyebabkan penumonia yang kemudian berujung kematian.

Hingga saat ini, belum ditemukan vaksin efektif untuk SARS. Cara yang dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah ini adalah dengan mengisolasi dan mengkarantina pasien yang terdiagnosa positif SARS dalam ruangan isolasi bertekanan negatif.

Penggunaan sarung tangan khusus, protokol cuci tangan, dan disinfeksi seluruh benda yang mungkin terpapar juga wajib dilakukan dalam kondisi wabah luar biasa.

3. Flu Spanyol

Pada tahun 1918, terjadi pandemi virus flu mematikan yang menewaskan 50-100 juta orang, yakni tiga hingga lima persen populasi dunia saat itu. Pandemi ini disebabkan oleh virus H1N1 atau virus flu Spanyol, yang menyerang hingga ke lokasi terpencil, seperti Kepulauan Pasifik dan Arktik.

Saat virus lain menyebabkan banyak kematian pada anak atau lansia, pandemi flu Spanyol lebih banyak menewaskan dewasa muda yang sehat. Hal ini disebabkan oleh target virus ini adalah orang yang mengalami peningkatan sistem imun secara berlebihan, sehingga sistem imun yang lemah pada anak dan lansia justru tidak terpengaruh secara signifikan.

4. Sapi Gila

Penyakit sapi gila atau mad cow disease juga sempat menggegerkan dunia, termasuk Indonesia yang banyak memiliki peternak. Penyakit sapi gila menyerang sapi dan juga manusia. Pada sapi, penyakit ini disebut juga sebagai Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE), sedangkan pada manusia dikenal dengan variant Creutzfeldt-Jakob Disease (vCJD).

Penyakit ini dapat menular melalui konsumsi atau kontak dengan bangkai sapi yang terinfeksi. Kontak antar manusia tidak akan menularkan penyakit sapi gila, kecuali jika ada kanibalisme atau tranplantasi organ manusia yang terinfeksi penyakit ini.

Seperti pada sapi, penyakit sapi gila juga mematikan bagi manusia. Gejalanya dimulai dengan adanya gangguan mental dan kognitif seperti psikosis, pikun, dan berkurangnya kemampuan berpikir. Gejala ini lalu diikuti dengan terbentuknya rongga-rongga kosong di otak yang berujung pada kelumpuhan hingga kematian.

5. Hantavirus

Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) pertama mendapat perhatian internasional pada tahun 1993 di Amerika Serikat. HPS merupakan penyakit mematikan yang ditularkan melalui urine, liur, atau droplet hewan pengerat yang terinfeksi. Virus ini bahkan dapat terbang bebas di udara.

Terdapat beberapa strain hantavirus yang ada di udara selain strain penyebab HPS. Salah satu strain lain yang juga berbahaya adalah hantavirus penyebab Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS), yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut.

Saat Perang Korea pada tahun 1950, dilaporkan hingga 3000 tentara terinfeksi virus ini dan sebanyak 12% meninggal dunia.

6. Smallpox atau cacar

Smallpox atau cacar merupakan 1 dari 2 penyakit infeksi yang dinyatakan berhasil dimusnahkan secara total. WHO menyatakan dunia bebas dari smallpox pada tahun 1980. Namun di masa lalu, smallpox cukup menyebar kengerian di dunia dengan menewaskan hingga 500 juta jiwa di abad 20 saja.

Manusia telah memerangi virus smallpox selama ribuan tahun, dengan 1 dari 3 orang yang terinfeksi berujung pada kematian. Pada pasien yang hidup pun, bekas luka permanen dan kebutaan merupakan hal yang kerap dialami. Inilah yang kemudian mencetuskan adanya kampanye vaksinasi untuk memusnahkan smallpox dari muka bumi.

7. Flu Burung

Memori tentang flu burung tentu masih membekas di ingatan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2008 silam, sebelas status wabah flu burung atau H5N1 dilaporkan di 5 negara, yaitu Cina, Mesir, Pakistan, Vietnam, dan Indonesia.

H5N1 adalah subtipe dari virus influenza A yang menyerang manusia dan berbagai spesies hewan. Sebanyak 60% dari pasien yang diketahui terinfeksi virus H5N1 di Asia meninggal dunia. Virus ini juga mungkin bermutasi menjadi infeksi yang dapat menular antar manusia.

Secara umum, gejala infeksi flu burung diantaranya demam, batuk, nyeri tenggorokan, pegal linu, konjungtivitis, hingga penumonia pada kasus yang parah. Meski sempat terjadi perdebatan mengenai sampel virus dan produksi vaksin, kini setidaknya 12 perusahaan dan 17 pemerintahan sedang mengembangkan vaksin untuk menanggulangi virus ini.

Jika berhasil, status virus H5N1 yang mendapat label mematikan dapat berubah.

8. Rotavirus

Merupakan penyebab diare pada bayi dan anak yang berbahaya. Virus ini dapat menyebar dengan cepat melalui rute penularan fekal-oral (dari feses ke mulut). WHO memperkirakan ada 453.000 anak dibawah usia 5 tahun yang meninggal akibat infeksi rotavirus pada tahun 2008.

Meski saat ini sudah ada vaksin untuk rotavirus yang dapat diberikan pada anak, diare akibat rotavirus masih menjadi masalah di berbagai negara berkembang akibat kurangnya fasilitas dan penanganan dehidrasi yang tersedia.

Di Indonesia sendiri, produksi vaksin rotavirus dalam negeri telah digagas pada tahun 2016 oleh Prof. dr. Sri Suparyati, Sp.A(K), Ph.D, seorang guru besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Vaksin rotavirus saat ini belum masuk ke dalam daftar imunisasi wajib di Indonesia, namun tetap dianjurkan untuk diberikan sebagai bentuk proteksi bagi anak.

9. HIV

Anda tentu telah banyak mengetahui tentang virus HIV yang menyerang sistem imun pada manusia dan menyebabkan Acquired Immunodefficiency Syndrome atau AIDS. Rusaknya sistem imun akibat infeksi HIV akan menyebabkan kegagalan sistem imun untuk melawan infeksi mematikan dan perkembangan sel kanker.

Tanpa pengobatan, rata-rata waktu bertahan orang yang terinfeksi HIV diperkirakan sekitar 9-11 tahun.

HIV sendiri ditularkan melalui darah, cairan ejakulat/vagina, dan ASI. Sayangnya belum ditemukan obat untuk menyembuhkan HIV secara total. Menurut WHO, hingga kini ada 35 juta orang dengan HIV dan 1.6 juta orang meninggal akibat AIDS setiap tahunnya. Inilah mengapa, HIV masih menjadi pandemi internasional hingga saat ini.

Sesuai dengan kampanye WHO, setiap negara diwajibkan memiliki rencana penanganan dan pencegahan penularan HIV. Metode pencegahan yang dianjurkan adalah menghindari kontak darah yang tidak aman dan berhubungan seks dengan aman, yakni tidak berganti-ganti pasangan.

10. Ebola

Kegaduhan akibat virus Ebola merupakan kisah lama yang terulang kembali, namun lebih buruk. Nama virus Ebola berasal dari nama sungai Ebola di Kongo, tempat virus ini pertama menyebabkan wabah pada tahun 1976. Angka kematian akibat infeksi virus Ebola mencapai 50-90% dengan gejala penyakit yang berkembang sangat cepat.

Gejala penyakit akibat virus Ebola dimulai dengan nyeri kepala dan radang tenggorokan yang dengan cepat berkembang menjadi perdarahan di dalam maupun luar tubuh, serta kegagalan multi organ. Virus ini ditularkan melalui kontak dengan jaringan dan darah atau cairan tubuh lainnya dari manusia atau hewan yang terinfeksi.

Pada tahun 2014, wabah Ebola kembali muncul di Afrika Barat dengan hampir 14.000 kasus ditemukan dan sekitar 4900 kasus berujung pada kematian. Wabah Ebola yang terjadi pada tahun 2014 merupakan epidemi terbesar dibanding dengan yang sebelumnya. Hingga saat ini, belum ditemukan vaksin dan pengobatan untuk virus ini.

source: klikdokter.com

Write a comment:

*

Your email address will not be published.

© 2022 - RS Karanggede support by PT. PMI

Telepon Kami       (029) 8610600